"Serangan Meriam" Di Aceh Saat Lebaran
Aceh memang tidak bisah
dipisahkan dari tradisi unik secara turun temurun, budayanya yang khas dengan
nilai keislaman yang sangat kental menjadikan sangat pantas jaka negeri ini
diuluki Serambi Mekkah.
Setalah puasa usai, tepatnya pada
malam lebaran pertama atau kedua, ada sebuah acara perayaan lebaran yang bisa dibilang
cukup unik. Dentuman meriam akan menghiasi bumi Aceh, khususnya di tanah
kelahiran Hasan Tiro.
Di daerah Garot, kecamatan
Delima, Kab Pidie ada sebuah tradisi perang meriam karbit. Meriam yang terbuat
dari cincin beton atau drum bekas yang di di sambung hingga beberapa meter dan
di letakkan
berjejer di bantara sungai disepanjang daerah tersebut. Suara
dari meriam karbit ini cukup menggelegar, jika ledakannya sempurna, suaranya akan
menembus hingga radius 7 km.
Tidak ada informasi yang jelas
kapan pertama kali pesta meriam ini berlangsung di Aceh, kebiasaan ini sudah
turun temurun dilakukan walaupun sempat terhenti karena konflik di Aceh antara
tahun 1998-2005. Namu setelah MoU di tanda tangan, pesta meriam karbit diadakan
kembali hingga saat ini.
(c) instagify.com |
Kemeriahan penyambutan malam
lebaran disini cukup terasa, jalan yang pada malam malam biasanya tergolong
sepi akan dipenuhi oleh berbagai macam kenderaan yang berdatangan guna menyaksikan
perang meriam di bumi Tanah Rencong ini. Acara tersebut berlangsung setelah Shalat
Isya pada malam lebaran kedua. Layaknya perang sungguhan, ribuan kali dentuman
meriam akan menggiasi bumi Aceh hingga menjelang Azan Subuh
Comments
Post a Comment